Ini niih legenda Pulau Kemaro :)
Di Pulau ini terdapat makam Putri Palembang yang
menurut legenda setempat, pada akhir kerajaan Sri Vijaya ada seorang
pangeran dari Negeri Cina datang untuk belajar ke Sri Vijaya yang saat
itu memang terkenal sebagai kota pendidikan. Selama berada di Sri Vijaya
pangeran itu berkenalan dan jatuh hati kepada Siti Fatimah yang putri
Raja Sri Vijaya. Untuk mengikat hubungan cinta mereka sang pangeran pun
meminang sang putri. Gayung pun bersambut, pinangan pangeran diterima
oleh sang putri dan keluarganya.
Untuk melengkapi pinangannya sang pangeran
pun mengutus seorang perwira pengawal pulang ke Cina untuk meminta
cindera mata kepada Ayahnya. Selang berapa lama sang perwira pengawal
datang kembali ke Sri Vijaya dengan membawa cindera mata dalam kapal
beserta hulubalang. Tanpa sepengetahuan sang perwira pengawal dan
hulubalangnya, rupanya ketika di Cina, orang tua sang pangeran
menyamarkan guci, keramik dan uang cina (coin emas dan perak ) dibawah
tumpukan sayur dan buah-buahan. Maksudnya untuk kejutan kepada calon
mantu ketika menerima buah pinangan sang pangeran.
Ketika kapal akan sandar sang pangeran memeriksa kapal untuk meyakinkan
isinya sesuai yang dia harapkan. Tapi ternyata yang keliatan oleh hanya
sayuran, buah-buahan dan hasil pertanian lainnya. Sang Pangeran pun
panik, karena dia berharap orang tuanya mengirimi dia cindera mata untuk
menyenangkan sang putri. Setelah dia mengobrak-abrik kapal sampai putus
asa dengan harapan menemukan cindera mata diatara hasil bumi, akhirnya
dia marah besar karena malu, dia melempar semua guci kapal ke Sungai
Musi, samapi guci yang ke sembilan dilemparnya namun tak langsung jatuh
kesungai hingga guci itupun pecah berantakan. Dan terlihatlah sebenarnya
pada tiap guci itu ada cindera mata yang di kirim Ayahnya.Merasa menyesal sudah membuang semua guci sang pangeran menyuruh seluruh hulu balangnya untuk mengambil ke Sungai Musi. Karena arus bawah Sungai Musi yang deras sebagian besar hulu balangnya mati tenggelam dan hanyut terbawa arus. Pangeran pun kemudian menyuruh perwira pengawal uuntuk menyusul mengambil kembali guci yang sudah terlanjur dibuang ke sungai, dan seperti hulubalang lainnya, perwira pengawal pun tidak pernah timbul lagi ke permukaan Sungai Musi.
Sampai akhirnya sang Pangeran sendiri memutuskan untuk terjun ke
dalam sungai, tapi seperti yang lain pangeranpun tak lagi muncul
kepermukaan. Karena gelisah, di dorong oleh rasa cintanya yang begitu
kuat terhadap Pangeran, akhirnya Siti Fatimah (Sang Putri) menyusul
terjun ke sungai untuk mencari calon Suaminya. Konon delta ini (Pulau
kemaro) timbul sebagai bukti cinta Putri Siti Fatimah kepada calon
suaminya. Dari sinilah kemudian berkembang mitos bahwa apabila ada
pasangan yang sedang jatuh cinta datang ke pulau ini maka cinta mereka
hanya akan dapat di pisahkan oleh maut.
Daya tarik Kemaro adalah pagoda berlantai 9 yang menjulang di
tengah-tengah pulau. Bangunan ini baru dibangun tahun 2006. Selain
pagoda ada klenteng yang sudah dulu ada. Klenteng Soei Goeat Kiong atau
lebih dikenal Klenteng Kuan Im dibangun sejak tahun 1962. Di depan
klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri)
yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda
terbentuknya pulau ini.
Kisah cinta yang
mengharukan dari pulau kemaro ini merupakan hal yang tak dapat di
pisahkan dari tradisi perayaan imlek di kota Palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar