Sebenarnya topik mengenai pengembangan diri – Winner vs Loser ini pernah saya postingsebelumnya di blog terdahulu yang sekarang menghilang entah kemana, raib di telan bumi, karena saya merasa pembahasan motivasi diri ini menarik untuk di bicarakan sehingga saya memutuskan untuk mem-posting ulang artikel ini.
Sumber aslinya secara tidak sengaja saya temukan di tabloid Percikan Iman terbitan bulan maret 2001, yang isinya sangat bermanfaat bagi kita untuk bisa lebih mengenal dan memahami diri sendiri sebagai bekal dalam mengarungi dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. Isi nya saya quote di bawah ini:
Pengembangan diri serta motivasi diri
Winner vs Loser
If the loser is always a part of the problem, then the winner is always a part of the answer.
If the loser always has an excuse, then the winner always has a program.
If the loser says : "That is not my job !", then the winner says : "Let me do it for you !".
If the loser sees a problem in every answer, then the winner sees the answer for every problem.
If the loser sees two or three sand traps near every green, then the winner sees a green near every sand trap.
If the loser says : "It may be possible, but it's too difficult !", then the winner says : "It may be difficult, but it's possible !"
Dan terjemahan bebas nya kurang lebih seperti ini :
Jika Pecundang selalu jadi bagian dari masalah, Pemenang selalu menjadi bagian dari solusi.
Jika Pecundang akan selalu punya alasan, Pemenang akan selalu punya program kerja.
Jika pecundang selalu berkata :"Itu bukan pekerjaanku !", sementara pemenang selalu berkata: "Biar aku saja yang mengerjakannya!"
Jika Pecundang selalu melihat persoalan dari setiap jawaban, sementara sang Pemenang selalu melihat jawaban dari setiap persoalan.
Jika Pecundang selalu mencari-cari kelemahan dari setiap kebaikan, seorang Pemenang melihat sisi baik dari setiap keburukan.
Jika pecundang mengatakan : "Bisa saja sih dikerjakan, tapi kelihatannya sulit ya..!", dan seorang Pemenang akan mengatakan : "Sulit sih, tapi akan saya kerjakan"
Selanjutnya kita sendiri yang harus memutuskan apakan kita seorang pemenang atau seorang pecundang sejati.
Semoga artikel ini bermanfaat, jika ada tanggapan, tambahan atau sanggahan silakan berkomentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar